Senin, 18 April 2016

Tugas 2 IT Forensik

IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik yang terdiri dari aplikasi dari ilmu pengetahuan kepada indetifikasi, koleksi, analisa, dan pengujian dari bukti digital.
Manfaat dari IT Forensik, antara lain :
ü  Memulihkan data dalam hal suatu hardware/ software yang mengalami kerusakan (failure).
ü  Dalam kasus hukum, teknik digital forensik sering digunakan untuk meneliti sistem komputer milik terdakwa (dalam perkara pidana) atau tergugat (dalam perkara perdata).
ü  Meneliti suatu sistem komputer setelah suatu pembongkaran/ pembobolan, sebagai contoh untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan serangan apa yang dilakukan.
ü  Memperoleh informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimisasi kinerja, atau membalikkan rancang-bangun.

MEMBONGKAR KASUS KORUPSI DAN FRAUD
Coba copy satu file microsoft word anda dari satu folder ke folder yang lain. Kemudian klik kanan dan bandingkan ‘properties’ di masing-masing file.
Kalau kita sekedar ‘copy’ dan ‘paste’, di masing-masing file itu akan terdapat perbedaan dalam informasi file ‘created’, ‘modified’, dan ‘accessed’ (lihat bagian yang ditandai kotak warna merah). Itu berarti file tidak dianggap ‘otentik’ lagi karena sudah ada perubahan/perbedaan dari kondisi awal.
Disitulah letak keistimewaan IT forensik, dengan hardware atau software khusus, data yang diambil untuk dianalisa akan benar-benar otentik atau persis sama sesuai dengan aslinya. Lebih istimewa lagi, software IT forensik juga dapat memeriksa data atau file bahkan yang sudah terhapus sekalipun (biasanya pelaku korupsi atau fraud berupaya menghilangkan jejak kejahatannya dengan menghapus file-file tertentu).
Beberapa vendor yang menyediakan teknologi IT forensik misalnya Paraben, Guidance (EnCase), GetData (Mount Image), dll.

Hal - hal yang mendukung penggunaan IT Forensik
Bidang yang mendukung penggunakan IT forensik dapat dicontohkan seperti pada Kepolisian di bidang penyidikan perkara, Kedokteran dalam melakukan penelitian dan visum, bidang hukum dalam pencarian alat bukti dan materi dalam persidangan.



Adapun orang-orang yang berhubungan dengan penggunaan IT forensik seperti :

Petugas Keamanan (Officer / as a First Responder)
Memiliki kewenangan tugas antara lain : mengidentifikasi peristiwa, mengamankan bukti, pemeliharaan bukti yang temporer dan rawan kerusakan.

Penelaah Bukti (Investigator)
Sosok yang paling berwenang dan memiliki kewenangan tugas antara lain: menetapkan instruksi-instruksi, melakukan pengusutan peristiwa kejahatan, pemeliharaan integritas bukti.

Teknisi Khusus
Memiliki kewenangan tugas antara lain : memeliharaan bukti yang rentan kerusakan dan menyalin storage bukti, mematikan (shuting down) sistem yang sedang berjalan, membungkus/memproteksi bukti-bukti, mengangkut bukti dan memproses bukti. IT forensik digunakan saat mengidentifikasi tersangka pelaku tindak kriminal untuk penyelidik, kepolisian, dan kejaksaan.










Sumber : http://www.ivantinusjerry.asia/2015/07/definisi-kasus-it-forensik.html

Senin, 21 Maret 2016

Etika Dan Profesi

Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas tentang Etika & Profesionalisme (Teknologi Sistem Informasi)



A. Apa yang dimaksud etika dan profesionalisme TSI (Teknologi Sistem Informasi)?
Etika dan Profesionalisme TSI terdiri dari tiga kata, yakni etika, profesionalisme, dan TSI. Berikut ini akan dijelaskan definisi dari ketiga kata tersebut serta pengertian dari gabungan ketiganya.

Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Macam-macam etika :

1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Profesionalisme

Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.Alam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen.Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.
Secara umum ciri-ciri profesionalisme pada bidang informasi teknologi ( IT ) adalah :

1.       Memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam bidang pekerjaan IT.
2.       Memiliki wawasan yang luas.
3.       Memiiliki kemampuan dalam analisa dan tanggap terhadap masalah yang terjadi.
4.       Mampu berkerjasama dan dapat menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan kerja
5.       Dapat menjaga kerahasian dari sebuah data dan informasi
6.       Dapat menjunjung tinggi kode etik dan displin etika.

TSI
Teknologi Sistem Informasi (TSI) merupakan teknologi yang tidak terbatas pada penggunaan sarana komputer, tetapi meliputi pemrosesan data, aspek keuangan, pelayanan jasa sejak perencanaan, standar dan prosedur, serta organisasi dan pengendalian sistem catatan (informasi).


Jadi, pengertian dari etika dan profesionalisme TSI adalah norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku, keahlian atau kualitas seseorang yang profesional dari manusia yang baik dalam menggunakan teknologi sistem informasi di lingkungannya.
B. Kapan etika dan profesionalisme TSI diterapkan?
Etika dan profesionalisme TSI digunakan ketika seseorang hendak menggunakan teknologi sistem informasi yang ada. Tetapi etika dan profesionalisme TSI ini tidak hanya digunakan saat sedang melakukan sebuah proyek yang akan dijalankan, melainkan juga harus dijalankan setiap waktu pada saat yang tepat. Sebuah pertanggung-jawaban dari suatu etika dan profesionalisme harus nyata.
Ada empat isu-isu etika yang harus diperhatikan, yakni:
1.       Isu privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi). Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok, dan institusi.
2.       Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan?
3.       Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.
4.       Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.
C. Siapa yang sebaiknya menerapkan etika dan profesionalisme TSI?
Semua elemen di dalam suatu lingkungan kerja yang menggunakan (berhubungan dengan) TSI hendaknya menerapkan Etika dan Profesionalisme TSI. Mereka yang ada di lingkungan kerja ini harus sadar dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan etika dan profesionalisme TSI untuk menghindari isu-isu etika.
D. Mengapa etika dan profesionalisme TSI harus diterapkan?
Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu merumuskan pedoman etis yang lebih kuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.
Etika membantu untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan yang perlu dipahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Tujuan Etika dalam teknologi informasi: sebagai dasar pijakan atau patokan yang harus ditaati dalam teknologi informasi untuk melakukan proses pengembangan, pemapanan dan juga untuk menyusun instrument.
Sasaran, etika digunakan dalam teknologi informasi agar:
1.       mampu memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri.
2.       Mampu menginventarisasikan dan mengidentifikasikan etika dalam teknologi informasi.
3.       Mampu menemukan masalah dalam penerapan etika teknologi informasi.




Sabtu, 23 Januari 2016

Pengantar Telematika

1. Jelaskan bagaimana proses interaksi user dengan perangkat telekomunikasi sehingga dapat dimengerti oleh user dalam mengakses berbagai layanan telematika!
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat.
Jadi untuk Proses Interaksi user dengan perangkat Telekomunikasi , Misal komputer
Terhubung Melalui sebuah interface Aplikasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dan mudah digunakan oleh User. dan interaksipun terjadi, dimana user menginput data-data, command-command, yang kemudian diterima oleh komputer.
Dengan begitu maka, akses untuk layanan telematika dapat dengan mudah di lakukan, terlebih lagi dengan tampilan interface yang user friendly.


2. Jelaskan mengenai fungsi dasar hukum yang ada apabila terjadi penyalahgunaan fasilitas layanan telematika!
Fungsi dasar hukum dalam bidang layanan telematika adalah sebagai rambu-rambu hukum mengatur tentang Transaksi dan Informasi Elektronik (UU No. 11 Tahun 2008 yang disebut sebagai UU ITE). Hal yang mendasar dari UU ITE ini sesungguhnya merupakan upaya mengakselerasikan manfaat dan fungsi hukum (peraturan) dalam kerangka kepastian hukum.
                Dengan UU ITE diharapkan seluruh persoalan terkini berkaitan dengan aktitivitas di dunia maya dapat diselesaikan dalam hal terjadi persengketaan dan pelanggaran yang menimbulkan kerugian dan bahkan korban atas aktivitas di dunia maya. Oleh karena itu UU ITE ini merupakan bentuk perlindungan kepada seluruh masyarakat dalam rangka menjamin kepastian hukum, dimana sebelumnya hal ini menjadi kerisauan semua pihak, khususnya berkenaan dengan munculnya berbagai kegiatan berbasis elektronik

3.  Apa yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan fasilitas layanan telematika? Berikan contoh kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan layanan telematika!
Penyebab penyalahgunaan fasilitas layanan telematika adalah semakin mudahnya untuk mengakses internet dan kurangnya pengawasan dari pemerintah menyebabkan makin maraknya penyalahgunaan dari fasilitas telematika. Adanya ajakan dari lingkungan sekitar, teman, atau maupun sebuah komunitas. Adanya kesempatan untuk melakukan penyalahangunaan layanan telematika.

Contoh :

Kasus bocornya informasi kartu kredit dan kartu debit pelanggan perusahaan retial AS The Home Depot pada september 2014

Kamis, 21 Januari 2016

Tugas Kelompok Analisis Kerja Sistem

UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISIS KINERJA SISTEM


Nama Kelompok           :
1.     Deliana Nurhayati (11112811)
2.     Maldini Ardy  (14112399)
3.     Rudi Haryanto (16112718)
4.     Widy Anggara (17112691)
4KA10

NO
Unit Analisis
Kategori Analisis
Provinsi
Kabupaten
Kabupaten
Jawa Timur
Kediri
Blitar
1.       
Selayang Pandang
Sejarah
1
1
1
Motto
0
0
0
Lambang
1
1
1
Arti lambang
1
1
1
lokasi dalam bentuk peta
0
1
1
visi dan misi
1
1
1
2.       
Pemerintahan Daerah
Eksekutif
1
1
1
Legislative
1
1
1
Nama, Alamat, Telepon, E-mail dari Pejabat Daerah
1
1
0
Biodata dari Pimpinan Daerah
1
0
1
3.       
Geografi
Topografi
0
0
1
Demografi
0
1
1
Cuaca dan Iklim
0
0
1
Sosial dan Ekonomi
1
1
1
Budaya dari daerah bersangkutan
1
1
0
Ada informasi berupa numeris / statistik dan harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya.
1
1
0
4.       
Peta Wilayah dan Sumberdaya
Peta wilayah
0
1
1
Bentuk peta
0
0
0
Sumberdaya
5.       
Peraturan/Kebijakan Daerah
Peraturan Daerah (Perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan.
1
1
1
6.       
Buku Tamu
Buku Tamu
1
0
0
Forum
1
0
0



No.
Unit Analisis
Bobot Nilai
Kategori
Bobot Nilai
% Nilai Total
Tertinggi
Jatim
Kediri
Blitar
1
Informasi Menu
25%
Potensi daerah
40%
72
81
78
Kediri
Utama dalam Web
Komoditas Utama
30%
Site
Kualitas SDM
30%
2
Informasi tambahan
20%
Tahap I
20%
81
76
76
Jatim
dlm fasiltias web site
Tahap II
30%

Tahap III
50%
3
Penyediaan
15%
G2C
40%
72
60
72
Jatim dan Blitar
Hubungan
G2B
30%

G2G
30%
4
Aksesibilitas
10%
< 10 detik
100%
100
100
100

10 – 30 detik
70%
> 30 detik
50%
5
Design
10%
Animasi
30%
84
83
90
Blitar
Grafis
30%
Teks lengkap
40%
6
Jumlah tingkatan
20%
1 Tingkat
25%
85
77.5
80
Jatim
Informasi
2 Tingkat
25%

3 Tingkat
25%

4 Tingkat
25%

Total



80.4
78.25
80.5
Blitar

Website Jawa Timur : http://www.jatimprov.go.id/
Website Kabupaten Kediri : http://www.kedirikab.go.id/
Website Kabupaten Blitar : http://www.blitarkab.go.id/




Berdasarkan dari tabel unit analisis pertama website Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Kediri lebih lengkap daripada website Kabupaten Blitar karena pada website Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten kediri memiliki 15 dari 21 kategori analisis, sedangkan website Kabupaten Blitar hanya memiliki 14 dari 21 kategori analisis.
Jika dilihat perunit analisis ada perbedaan. Pertama dilihat dari unit analisis selayang pandang, website Kabupaten Kediri dan Blitar lebih lengkap karena pada kedua website tersebut tersedia 5 dari 6 kategori analisis sedangkan pada website Provinsi Jawa timur hanya tersedia 4 dari 6 kategori analisis. Kedua pada unit analisis pemerintah daerah, website Provinsi Jawa Timur lebih lengkap yaitu memiliki seluruh kategori analisis. Ketiga pada unit analisis geografi, website Kabupaten Kediri dan Blitar lebih lengkap dengan 4 dari 6 kategori analisis. Selanjutnya yang keempat pada unit analisis peta wilayah dan sumberdaya hanya website Kabupaten Kediri dan Blitar yang memiliki peta wilayah, sedangkan bentuk peta sumber daya tidak ditemukan pada ketiga website tersebut. Selanjutnya pada unit analisis peraturan/kebijakan daerah dapat ditemukan diketiga website. Terakhir pada unit analisis buku tamu hanya website Provinsi Jawa Timur yang memiliki buku tamu dan forum.

Selanjutnya berdasarkan tabel penilaian, dilihat dari keseluruhan nilai total yang tertinggi adalah website Kabupaten Blitar dengan nilai 80,5. Jika dilihat dari perunit analisis juga terdapat hasil yang berbeda. Dilihat dari informasi menu utama dalam website nilai tertinggi adalah website Kabupaten Kediri dengan nilai total 81. Pada informasi tambahan dalam fasilitas website  yang tertinggi adalah website Provinsi Jawa Timur dengan nilai 81. Kemudian pada data penyediaan hubungan nilai tertinggi adalah 72 yaitu website Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Blitar. Untuk aksesibilitas ketiga website tersebut memiliki nilai 100. Dilihat dari design website nilai tertinggi adalah 90 untuk website Kabupaten Blitar. Terakhir jumlah tingkatan informasi yang tertinggi adalah website Provinsi Jawa Timur dengan nilai 85.